Laman

Kamis, 01 November 2012

Kepemimpinan

Leadership(Kepemimpinan)

Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau mejadi seorang pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan yang merupakan hasil proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.
Leadership
Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaanya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati.
“I don’t think you have to be wearing stars on your shoulders or a title to be a leader. Anybody who wants to raise his hand can be a leader any time.”
- General Ronal Fogleman, US Air Force -
Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out). Seringkali seseorang pemimpin sejati tidak dikenal atau dihargai keberadaanya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri.
Pemimpin bukan BOSS
Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor and praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji atau dikultuskan, seorang pemimpin akan semakin tinggi hati dan lupa diri. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble). Pelajaran mengenai kerendahan hati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar afrika selatan, yang membawa bangsanya dari negara rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa “kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya”. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Kita hidup dalam dunia yang serba berubah – politik, ekonomi yang selalu berubah dengan begitu cepat dan terus berlangsung. Oleh sebab itu kesuksesan kita akan selalu bergantung pada kemampuan serta tekad untuk mengembangkan sebuah pemahaman yang menyangkut bagaimana kita menghadapi dan berinisiatif dengan perubahan itu.
“The only way that I can keep leading is to keep growing. The day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is way it always it.”
- Jhon Maxwell -
(Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa berkembang. Ketika saya berhenti berkembang, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tersebut)
Dalam menghadapi tantangan yang ada, maka yang diperlukan oleh setiap orang adalah sebuah landasan mental yang positif:
  • terhadap orang lain;
  • terhadap perubahan, dan
  • terhadap masa depan.
Dua hal yang perlu untuk kesuksesan kita adalah: sikap positif dan tekad untuk selalu balajar!
“belajar adalah sama dengan mendayung melawan arus: Ketika anda berhenti mendayung, anda mulai begerak mundur”
- Anonymous -
(Dikutip dan disari dari ulasan tentang “Kepemimpinan Sejati” oleh Aribowo Prijosaksono)

Gaya Kepemimpinan

Dari Mahatma Gandhi sampai ke Jack Welch; dari Martin Luther King sampai ke Rudolf Giuliani; ada banyak sekali gaya kepemimpinan itu. Para pakar bisnis psikologi telah mengupayakan untuk mengkategorikan beberapa gaya kepemimpinan yang dapat memberikan aspirasi kepada para pemimpin pada masa kini untuk mengerti dan mengadaptasi gaya kepemimpinan merekaSeseorang yang memimpin sebuah kelompok kerja, tim olahraga, ataupun sebuah perusahaan besar, gaya kepemimpinannya pasti dengan satu tujuan yaitu untuk meraih kesuksesan. Sadar ataupun tidak disadari, gaya kepemimpinan manusia berbeda satu sama lain, bahkan juga berbeda dalam kesempatan serta situasi yang berlainan. Apapun gaya kepemimpinan anda, tujuan anda adalah untuk mencapai kesuksesan bersama kelompok yang anda pimpin.
Sebelum kita masuk pada gaya kepemimpinan, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang fungsi/peran seorang pemimpin:
  1. Pemimpin berfungsi sebagai katalisator. Maksudnya, seorang pemimpin harus bisa menumbuhkan kepahaman dan kesadaran orang yang dipimpinnya untuk kemajuan. Caranya bisa dengan melaksanakan indentifikasi masalah, merumuskan masalah dan menyusun garis besar masalah.
  2. Pemimpin berfungsi sebagai fasilitator. Seorang pemimpin harus mampu mendorong dan menciptakan kesadaran orang yang dipimpinnya untuk melakukan perubahan sehingga meningkat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menunjukkan cara mendapatkan bantuan dari pihak terkait, mengorganisasi kelompok dan membuat keputusan yang mengarah kepada prioritas yang harus dikerjakan.
  3. Pemimpin barfungsi sebagai pemecah masalah. Pemimpin harus mampu memberikan tingkat kepercayaan orang yang dipimpinnya untuk melaksanakan tugas. Caranya yaitu dengan mengerti masalah yang dihadapi, menyatikan persepsi terhadap masalah dan membuat keputusan yang dapat diterima orang yang dipimpin.
  4. Pemimpin berfungsi sebagai penghubung sumber. Seorang pemimpin harus mampu memahami sepenuhnya terhadap kendala-kendala yang tak terselesaikan oleh orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus tanggap terhadap masalah yang dihadapi baik intern maupun ekstern dan mampu menentukan target penyelesaian.
  5. Pemimpin berfungsi sebagai komunikator. Seorang pemimpin harus bisa memotivasi pemahaman dan kesadaran orang yang dipimpin untuk memecahkan masalah dengan cara pandai memberi gagasan, mengarahkan polemik yang terjadi dan mengambil kesimpulan yang harus dilaksanakan.
Ada banyak gaya kepemimpinan yang diperkenalkan oleh para pakar, namun disini akan dijelaskan beberapa diantaranya:
  1. Autocratic leadership (kepemimpinan yang otoriter). Pemimpin dengan gaya otoriter biasanya memegang kekuasaan dan memonopoli kekuasaan itu. Ciri-cirinya adalah selalu mengambil keputusan sendiri, cenderung menilai bawahan secara subjektif dan kurang bersedia berpartisipasi aktif dalam organisasi/kelompoknya.
  2. Democratic or participative leadership (kepemimpinan yang demokratis/partisipatif). Gaya kepemimpinan demokrasi biasanya mempunyai ciri mengambil semua keputusan/metetapkan sebuah kebijakan berdasarkan musyawarah dengan orang yang dipimpin, setiap kativitas yang dilakukan selalu didiskusikan, bawahan bebas menentukan tugasnya dan dalam penilaian selalu bertindak objektif.
  3. Kepemimpinan yang simbolik. Gaya kepemimpinan simbolik biasanya mempunyai ciri bawahan mempunyai kebebasan untuk mengambil keputusan, pemimpin hanya memberi pendapat kalau diminta dan tidak ada usaha untuk memuji atau mengkritik bawahan.
  4. Charismaic leadership (kepemimpinan yang kharismatis). Gaya kepemimpinan kharismatis mempunyai ciri seorang pemimpin mempunyai visi yang kuat, bertanggung jawab secara pribadi atas tindakannya serta mempunyai arah, sasaran, keuletan dan kepercayaann kepada bawahannya.
Selain yang telah disebutkan diatas, gaya kepemimpinan lainnya adalah:
  • Bureaucratic leadership (kepemimpinan yang birokratis)
  • Laissez-faire leadership (kepemimpinan yang delegatif)
  • People or relations oriented leadership (kepemimpinan yang berorientasi kepada orang atau memelihara hubungan baik)
  • Servant leadership (kepemimpinan yang melayani)
  • Task or goal oriented leadership (kepemimpinan yang berorientasi pada target)
  • Transactional leadership (kepemimpinan yang berorientasi pada transaksi)
  • Transformational leadership (kepemimpinan yang transformasional)
“Leadership occurs among people, it is not something done to people. Transformational leaders develop followers to go beyond their self-imposed limitations. You must paint a vivid picture of a desired future state that makes the pain of change and personal investment worth effort. Said another way, you must learn to liberate the leader in everyone.”
- Ruth Ann Marshall, -
former President of the Americas, MasterCard International

Tipe Kepemimpinan

Terdapat dua tipe leadership yang diperkenalkan Dale Carnegie, pendiri Dale Carnegie Training, yakni inspirasional dan organisatoris. Coach Margetty Herwin yang akrab siapa Getty, General Manager iCOACH, menjelaskan lebih jauh tentang karakter dari kedua tipe leadership ini. Dari sini Anda bisa mulai memetakan, Anda termasuk tipe pemimpin yang mana.
Tipe inspirasional
Karakternya:
- Kreatif
- Komunikatif
- Tidak suka rutinitas
- Tidak sabar
- Tidak pandai basa-basi
- Selalu ingin jadi pahlawan
- Inspiratif
- Sangat dominan dalam tim
Tipe organisatoris
Karakternya:
- Agak kaku
- Suka rutinitas
- Lebih sabar
- Menomorsatukan profit
- Efisien
- Mementingkan tim dalam bekerja
Setiap tipe memiliki kekuatan tersendiri. Setidaknya dengan memetakan diri Anda termasuk dalam tipe yang mana, akan membantu untuk memaksimalkan karakter leadership dalam diri Anda. Dampaknya tak hanya untuk diri sendiri, namun juga tim dalam pekerjaan Anda.
Coach Getty mengatakan bahwa kepemimpinan yang kuat menjadi faktor penting untuk menciptakan tim yang hebat. Artinya pencapaian dalam tim, apakah target yang tercapai, atau prestasi lain yang dihasilkan dari kerja tim, bisa terwujud dengan adanya kepemimpinan yang kuat.
Kepemimpinan perlu didukung juga oleh sejumlah faktor lain agar bisa membangun the dream team. Sebut saja kesamaan visi, menjalani rencana kerja dengan memegang kode etik, saling memberdayakan, adanya delegasi tugas, dan penghargaan atas kinerja rekan kerja. Bahkan pemutusan kerjasama dengan rekan yang tidak menunjukkan kinerja baik juga sah dilakukan.
Hanya pemimpin yang berkarakter kuat yang memiliki ketegasan dan sikap adil dalam memaksimalkan tim kerjanya.

sumber

Sumber